Mereka berdua sangat marah. Semua amarah di dalam hati terucap begitu saja. “Alah, gak usah lempar batu sembunyi tangan kamu. Lebih baik aku pergi daripada meladeni ucapan kamu yang ngawur,” tandas Dony meninggalkan Nining yang masih memendam kemarahan karena ucapan Dony yang sembarangan. “Mas, jangan pergi.” Nining mengejar Dony agar tidak ada keributan di tempat kondangan itu. Tepat di sisi jalan, Nining melihat Dony sudah bersiap dengan motornya. Rupanya dia benar-benar memilih untuk pergi daripada menyelesaikan masalahnya dengan Nining. “Mas, jangan pergi dulu!” jerit Nining hingga suaranya hampir habis. Entah kenapa urat malu mereka berdua hilang seketika. Biasanya mereka akan sangat menjaga hubungan mereka di depan umum, tidak dengan hari ini. Semua kemarahan meledak karena ter

