Tiga bulan kemudian ...
Bagus dan Cantika baru saja membuat acara empat bulanan sebagai bentuk ungkapan syukur atas tumbuh kembang dan sehatnya ketuga janin yang ada dalam kandungan Cantuka.
Sudah dua bulan lalu Cantika dan Bagus serta Raka pulang ke negaranya. Satu bulan sekali Raka dan Bagus terbang ke luar negeri hanya untuk kontrol. Sampai saat ini, Cantika tak pernah tahu Raka iti sakit apa sebenarnya. Hal yang kedua sahabat itu sembunyikan benar -benar tertutup rapat dengan rapi. Raka meminta Bagus menceritakan sejujuenya pada Cantika nanti saja jika anak itu sudah di ketahui keberadaannya da sidah berada dalam pelukan Bagus dan Cantika. Bagus menurut dan menyetujuinya. Padahal ia ingin sekali berkata jujur pada Cantika sejak dini.
Keluarga besar Bagus sangat bahagia saat mendengar Cantika kembali mengandung dan bahkan langsung mengandung anak kembar sebanyak tiga buah hati. Seperti biasa Bunda Ayu, mertua Cantika paling sibuk mempersiapkan acara empat bulanan ini. Acara ini memang telat di laksanakan hampir satu bulan lamanya karena kondisi Cantika yang tidak memungkinkan. Selama hamil, Cantika hampir tidak pernah keluar runah keculai memang Bagus, suaminya yang mengajak. Rasanya ia sudah tak bisa membawa kandungannya berjalan lama. Bagus selalu menyiapkan kursi roda untuk Cantika bila istrinya itu mulai merasa pegal di kakinya dan lelah.
Sejak mengetahui mengandung tiga buah hati yang kembar, Cantika mulai menjaga kondisi tubuhnya. Selama trisemester pertama kehamilan semua terasa sedikit berat. Cantika memang doyan sekali makan dan tak ada pantangan makanan sedikit pun. Ia suka dengan semua jenis makanan dan mampu menghabiskan semua makanan dengan waktu cepat. Tap saat menginjak bulan ketiga, Cantika hanya banuak minum. Setiap mencium bau nasi dan makanan yang di goreng ia akan muntah berkali -kali. Bagus sendiri sampai bingung hingga mensiasati memberika s**u hamil hampir setengah jam sekali agar Cantika tetap kenyang dan tidak dehidrasi. Setidaknya tiga buah hatinya tetap aman dalam perut Cantika dan tetap merasakan nutrisi yang sehat serta bergizi.
"Perutmu besar sekali, Tika," ucap Bunda Ayu yang kaget melihat perubahan perut Cantika begitu drastis. Rasanya bulan lalu tidak sebesar ini, tapi hari ini begitu terlihat besar dan bulat seperti buntelan karung yang agak menurun ke bawah.
"Ada tiga bayi Bun. Wajar dong," jawab Bagus yang selalu ada di samping Cantika.
Malam ini Cantika merasa kelelahan setelah menerima ucaoan selamat dari para tamu undangan. Tubuhnya terasa lemas dan ia sandarkan nikmat di sandaran sofa yang empuk. Kedua kakinya juga berselonjor pada kursi sofa tambahan yang berbentuk kotak. Kedua betisnya terasa pegal dan terlihat besar. Sesekali Bagus memijatnya dengan pelan.
"Iya sih. Cantika memang hebat. Kuat sekali. Bunda bawa kamu saja dulu rasanya mau pingsan. Kondisi Bunda juga lemah sekali. Masih beruntung bisa punya keturunan. Setelah itu mencoba program lagi tapi sulit," ucap Bunda Ayu bercerita tentang keadaannya dulu sewaktu hamil Bagus.
"Ohh begitu," jawab Bagus baru tahu ceritanya.
"Iya. Tapi saat Bunda melahirkan kamu, rasanya lega sekali," ucap Bunda pelan.
Kondisi ini yang saat ini di alami oleh Cantika. Cantika merasa senang dan lega saat ia tabu dirinya kembali hamil dan bahkan tiga bayi sekaligus. Makanya Cantika lebih banyak di rumah agar meminimalisir resiko kandungannya. Bagus pun tak pernah keberatan bila harus nekerja dari rumah dan selalu menemani Cantika di rumah.
Biar bagaimana pun juga, seorang Ibu hamil tentu membutuhkan sosok oendamping terlebih suami yang siaga dan peka. Bukan hanya siap dalam segala waktu saja. Tapi juga peka terhadap keinginan mengidam istrinya. Kondisi mental ibu hamil sering kali labil makanya peran suami adalah untuk selalu ada dan terus membuat ibu hamil selalu bahagia.
"Mas ... Cantika mau istirahat di atas. Perut Cantika mulai keram," cicit Cantika manja.
"Yuk, Mas antar. Bunda, Bagus bawa Cantika istirahat dulu," pamit Bagus.
"Bun ... Cantika duluan ya. Perut Cantika mulai sakit," cicit Cantika polos.
"Iya sayang. Istirahatlah. Bunda juga sudah mau pulang. Supir sudah menunggu. Kalian baik -baik. Tika kalau ada apa -apa bilang Bunda. Bunda pasti datang. Bunda pulang dulu ya," pamit Bunda Ayu juga akan pulang.
Kebetulan Ayah Bagus sedang ada acara di luar kota secara mendadak. Makanya tidak bisa hadir. Kedua orang tau Cantika pun baru akan hadir beaok karena kesibukan mereka yang juga tak bisa di tunda.
Cantika sudah berada di dalam kamar. Ia sudah melepas pakaian yang di pakai untuk acara. Bagus selalu siap membantu. Kini Cantika hanya memakai piyama kimono saja tanpa memakai pakaian dalam. Semakin besar perutnya, Cantika semakin tak nyaman memakai pakaian terlebih pakaian dalam yang teada sesak. Mungkin kalau tidak malu dan tidak takut sakit. Cantika sudah malas pakai baju saat akan tidur. Lebih baik tubuhnya polos dan cukup di tutupi oleh selimut tebal saja.
Bagus juga sudah mengganti pakaian tidur dan menemani Cantika yang sudah merantangkan tubuhny lalu memposisikan tubuhnya miring dengan bantal sebagai alas untuk perutnya yang besar. Dalam keadaan tidur terlentang, Cantika malah tak bisa bernapas. Bidan pun menganjurkan agar ibu hamil tidur dengan posisi miring.
"Kamu baik -baik saja kan, Sayang?" tanya Bagus pelan pada Cantika yang sudah mulai memejamkan kedua matanya karena lelah dan mengantuk.
"Baik Mas. Apa akh terlihat sedang tidak baik?" tanya Cantika kemudian.
Bagus menggelengkan kepalanya. Tangan Bagus memegang erat tangaan Cantika yang memeluk guling. Mereka sama -sama dalam posisi miring dan saling berhadapan.
"Mas kan tanya, Tika. Bukan kamu terlihat sedang tidak baik. Mas takut kamu tidak jujur dan berpura -pura baik malah akan membuatmu susah sendiri. Makanya Mas tanya," ungkap Bagus pelan.
Bagus tahu istrinya ini tak lernah sedikit pun meminta sesuatu yang aneh. Cantuka selalu berusaha sendiri tanpa mau merepotkan orang lain bahkan pada suaminya sendiri. Apalagi Cantika tahu, Bagus juga sibuk dan banyak sekali pekerjaan kantor yang harus ia selesaikan selepas Cantika tertidur pulas. Karena beberapa kali, Cantika melihat Bagus sedang lembur meneyelesaikn laporannya dan zoom meeting dengan beberala pejabat penting di perusahaan. Untung saja semua orang paham dan mengerti situasi dan kondisi Bagus termasuk Ayah Agng, Ayahnya Bagus.
"Cantika sehat sayang. Selama ada Mas yang terus memotivasi Cantika. Cantika akan tetap baik-baik saja," ucap Cantika lembut.
Bagus tersenyum dan mencium kedua pipi Cantika.
"Mas sayang sama kamu, Cantika. Terima kasih atas ketiga buah hati ini," ucap Bagus memuji.
"Cantika juga sayang sekali sama Mas Bagus. Ketuga anak ini bukti cinta kasih kita, Mas," ucap Cantika lembut.
"Ya ... mereka adalah bentukan dari cinta dan kasih sayang kita," ucap Bagus pelan.
Malam itu semakin larut. Cantika pun tertidur pulas karean sudah lelah. Begitu juga dengan Bagus yang juga lelah dan ikut nyenyak di sampiing Cantika.