9

1081 Kata
Pagi -pagi sekali Bagus sudah terbangun terlebih dahulu saat ia mendengar suara gelas kaca yang terjatuh dan pecah di lantai. Jelas sekali suara itu berasal dari dapur. Cantika dan dirinya masih dakam keadaan polos dan saling berpelukan. Enath berapa ronde tadi malam sampai tak terhiting hingga keduanya benar -benar lelah dan sepakat untuk tidur. Bagus melepas tubuh Cantika dari pelukannya dan menutup tubuh polos istrinya dengan selimut tebal. Maklum cuaca di desa itu sangatlah dingin. Bagus turun dari peraduannya dan memakai piyama dengan asal. Ia lupa kalau di rumah ini ada wanita lain selain kedua asisten suami istri yang telah menua. Sonya sedang memunguti pecahan gelas dan di masukkan kendalam tong sampah. Niatnya ingin membuat kopi tapi ia malah tersandung kaki meja dan gelas dalam genggamannya terjatuh. Saat itu, kedua asisten rumah sederhana itu sedang ke pasar untuk membeli bahan makanan sesuai perintah Cantika. Cantika ingin rumah ini banyak makanan agar tak kelaparan. "Ada apa?" tanya Bagus tiba -tiba datang menghampiri Sonya yang berjongkok di depan meja makan sambil memunguti satu per satu serpihan kaca itu ke dalam plastik sampah. Sonya tersentak kaget langsung mendongakkan wajahnya menatap Bagus yang baru datang dan menatapnya lekat. Ya, Sonya yang tak bermake up justru mirip sekali dengan Cantika. Bedanya hanya, pipi Cantika lebih gembil seperti bakpau sedangkan Sonya nampak tirus dan sedikit terlihat tua. Mungkin efek begadang dan efek tingkat stres Sonya pada kehidupannya. Sonya nampak seksi sekali. Saat berjongkok terlihat gundukan semeru dengan belahan jelas sekali menonjolkan kemontokkannya. "Maaf kalau mengganggu. Saya terjatuh dab gelas ini pecah?" jawab Sonya singkat. "Tidak apa -apa. Ku pikir ada apa? Lain kali lebih hati -hati. Takutnya malah mecelakai dirimu sendiri. Kamu tidak apa -apa?" tanya Bagus pelan sambil ikut berjongkok membantu Sonya merapikan serpihan kaca yang masih berserakan di lantai. "Aku tidak apa -apa. Awhh ...." teriak Sonya tertahan. Ia takut mengganggu Cantika yang amsih pulas tertidur. Ia tahu Bagus dan Cantika tadi malam bermesraan. Suara keduanya begitu jelas terdengar hingga kamarnya yang berda di sebelahnya. Sonya memang wanita malam. Ia sudah sering melakukan hubungan badan dengan siapa pun setiap malam dengan banyak pria. Tidak semuanya ia lakukan dengan terpaksa. Ada kalanya ia juga berhasrat dan menikmati permainan bersama pelanggannya. Tapi ... suara lepas Cantika semalam membuat Sonya ingin melihat seberapa baik permainan Bagus yang akan menitipkan benihnya dinrahim Sonya. "Tanganmu berdarah," ucap Bagus dengan suara keras. Bagus merasa Sonya sedikit aneh. Tangannya berdarah malah melamun bukannya mencari obat atau di cuci dengan air bersih agar darahnya menghilang. "Eugh ... Iya benar," jawab Sonya gugup dan mencuci tangannya di wastafel hingga darah itu benar -benar hilang dan tak mengucur kembali. Sonya mengambil tissue di meja makan lalu mengelap kering tangannya. Bagus sendiri masih membereskan beberapa serpihan pecahan gelas yang terlihat berkilai di bawah meja makan. Setelah selesai. Bagus pun meletakkan kembali tong sampah itu ke pojokkan dan berjalan kembali ke kamarnya tanpa peduli sama sekali pada Sonya. Sonya hanya menatap Bagus dan tertawa di dalam hatinya. Ia memang tidak suka pada lelaki yang sombong dan tak leduli padanya. Mungki kalau sudah tahu permainan ranjangnya begitu hot dan panas. Bagus akan bertekuk lutut padanya. Dan bila benar Sonya bisa hamil, maka Bagus akan sangat berterima kasih padanya karena bisa menurunkan keturunan sebagai pewaris. Memang tidak banyak yangbdi ketahui Sonya tentang kehidupan Cantika dan Bagus. Tapi saat Cantika menemuinya ada seorang teman Sonya yang memberi taji bahwa suami Cantika adalah seorang ningrat dan lelaki kaya raya. Tak hanya itu, ia adalah anak tunggal dan ketampanannya begitu sempurna. Dan setelah melihat secara langsung. Semua yang di ucapkan sahabat Sonya sepenuhnya benar dan tepat. Uang tiga milyar tidak akan ada bandingannya dengan anak yang akan di kandung Sonya nanti. 'Apa salah jika aku meminta lebih atau setidaknya aku mau minta di nikahi juga. Agar aku bisa ikut menikmati harta kekayaan keluarga Bagus yang tak akan habis tujuh turunan,' batin Sonya langsung berpikiran licik. Sonya kembali mengambil gelas dan membuat kopi hitam yang ia nikmati di kamarnya dengan jendela kamar yang di buka lebar agar udara dingin itu menusuk ke dalam kulitnya yang putih mulus. Skip ... Bagus sudah duduk dan serius di depan laptopnya. Tadi malam pekerjaannya sedikit terganggu karena hasratnya begitu b*******h ingin bermesraan dengan istrinya. Bagus sangat puas sekali. Pikiran Bagus sedikit tergoda dengan wajah Sonya yang ia lihat barusan. Kenapa bisa mirip dengan Cantika. Usia Cantika dan Sonya juga tidak berbeda jauh. Mungkin dua atau tiga tahun. Tapi jelas Cantika itu putri tunggal. Mungkin saja kemiripan itu hanya suatu kebetulan saja. Bagus terus membatin dan menenangkan hatinya. Bagus hanya agak kaget saja saat melihat Sonya yang sama seklai tak memakai make up. Cantika mulai tersadar dari tidurnya dan menepuk -nepuk kasur di bagian sampingnya yang telah kosong dan tak ada orang di sana. Perlahan Cantika membuka matanya dan mengedarkan pandangannya di seluruh ruangan dan ia menemukan sosok suaminya yang sedang serius bekerja. "Mas ...." suara serak manja Cantika lirih terdengar di telinga Bagus. Bagus pun menoleh ke arah temlat tidur. Kelambubitu sudah di buka oleh Bagus sehingga wajah cantik Cantika bisa ia nikmati dengan puas saat berada di tempat tidur. "Sayang kamu sudah bangun?" tanya Bagus pelan. Bagus bangkit berdiri dan menghampiri istri mungilnya yang manja itu. Cantika merentangkan kedua tangannya dan memjnta di peluk oleh suaminya. Dengan senang, Bagus pun membalas pelukan Cantika. "Lagi manja ya?" cicit Bagus pelan sambil.mencubit gemas bibir Cantika yang mengerucut ke depan hingga terlihat monyong lima sentimeter. "Memangnya manja dengan suami sendiri gak boleh? Kecuali minta manja sama suami orang," cicit Cantika kesal. "Nah itu dia. Kamu gak takut, suatu hari Sonya itu punya pikiran begitu. Jujur Mas itu kurang respect sama dia dan ide gila kamu. Kita masih bisa punya anak dengan cara lain, Tika. Misalnua dengan bayi tabung atau cara lain yang lebih wajar dab tidak beresiko," ucap Bagus pelan. Deg ... Pikiran Cantika kembali terusik dengan kata -kata Bagus, suaminya. Ucapan suaminya barusan ada benarnya juga. Bisa saja orang berubah pikiran di tengah jalan. Apalagi mereka akan menjalani semuanya bertiga. Apa Cantika yakin tidak akan tersisih walaupun Sonya dan Bagus tidak memiliki ikatan perkawinan tapi ada ikatan batin lain yang tak kalah kuat, yaitu janin yang terbentuk di rahim Sonya nantinya. Bagus masih menimbang berat permintaan Cantika, istri mungilnya. Bagus hanya takut di saat Sonya hamil dan Cantika serta Bagus berhasil mengelabui keluarganya dengan kehamilan Sonya. Lalu, Cantika beneran hamil di usia kandungan Sonya sekian bulan. Malah akan jadi boomerang bagi keduanya. Akan muncul masalah baru dan besar. Karena keluarga Bagus paling tidak suka di tipu mentah -mentah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN