Sejak siang setelah makan siang bersama. Bagus berpesan pada Cantika untuk tidak menganggunya karena ia mau melakukan meeting secara online dengan semua jajaran pejabat perusahaan.
Cantika berada di dapur sedang membuat jamu kuat untuk Bagus dan jamu pentubur kandungan untuk dirinya dan Sonya. Dalam hati kecil Cantika, ia juga masih ingin bisa hamil seperti wanita pada umumnya. Semoga saja vonis itu tidak permanen dan masih bisa di sembuhkan dengan cara hernalmdan tradisional. Tapi usaha lain juga perlu kan.
"Non Cantika ... Ada tamu. Teman Den Bagus katanya," ucap Bu Mur, asisten Cantika sejak Cantika masih kecil.
Cantika meletakkan jamu yang sedang ia rebus dan menunggu untuk matang.
"Siapa Bu? Namanya?" tanya Cantika pelan.
"Ekhemmm ... Ibu gak tanya. Tapi bawa laptop katanya urusan kerjaan," ucap Bu Mur pelan.
Cantika merasa ada yang tak beres kalau sampai Bagus membawa orang lain le rumah ini.
Cantika keluar dari dapur menuju teras depan.
"Raka? Hei ... Ada apa? Yuk masuk di dalam. Mas Bagus lagi sibuk meeting online katanya sampai jam empat. Kayaknya gak bisa di ganggu. Cantika juga gak mau ganggu. Gak enak juga kan? Itu urusan kerjaan. Kamu tunggu aja di sini, biar aku buatkan minum," ucap Cantika ramah sambil mempersilahkan Raka masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu.
"Iya Mbak Cantika. Mas Bagus minta tolong pembuatan logo baru untuk perusahaan," ucap Raka berusaha tenang dan sedikit berbohong dengan maksud dan tujuan kedatangannya.
Raka pun masuk ke dalam dan duduk dinsalah satu sofa sesuai arahan Cantika tadi.
"Bu Mur tolong buatkan minuman dan antarkan cemilan buat Raka. Ia menunggu Mas Bagus urusan kerjaan. Nanti malam bagaimana ya?" cicit Cantika bingung.
Bu Mur memegang bahu Cantika lembut. Bu Mur sudah di anggap seperti ibu kandung Cantika sendiri.
"Den Bagus itu benar. Seharusnya Non Cantika lebih mementingkan perasaan Den Bagus. Jarang ada lelaki seperti Den Bagus," ucap Bu Mur pelan.
Cantika makin merasa bersalah. Ternyata langkahnya salah menggunakan cara ini. Padahal bisa menggunakan bayi tabung. Tanpa ada sentuhan fisik keduanya. Ink yang sebenarnya menjadi beban bagi Bagus.
"Bu Mur. Cantika mau antar jamu ini ke Mas Bagus. Oh ya ... Sonya kemana? Di kamarnya kosong," ucap Cantika pelan.
"Katanya mau ke apotik dulu. Sekalian mau belanja apa gitu," ucap Bu Mur menjelaskan. Sonya tadi berpamitan dengan Bu Mur.
"Oh baiklah. Jangan lupa Raka tamunya Mas Bagus," titah Cantika mengingatkan Bu Mur untuk menyediakan makanan dan minuman.
Cantika masuk ke dalam kamar dan membawakan jamu buatannya agar tubuh Bagus lebih enteng, enak dan ada efek kuat untuk nanti malam.
Memang benar Bagus sedang melakukan meeting online dengan beberapa pejabat perusahaan. Termasuk di sana ada Ayah mertuanya juga.
"Minum Mas," bisik Cantika pelan.
Cantika baru akan melangkah pergi namun tangannya di pegang oleh Bagus dan di suruh duduk di pangkuannya. Kamera online di matikan dan pengeras suara juga di matikan.
"Cuacanya mendukung sayang," ucap Bagus yang sudah mengusel -usel Cantika.
Cantika sangat menyukai sikap Bagus yang seperti ini. Selalu terlihat intim dan mesra setiap saat.
"Minum dulu jamunya," titah Cantika pelan.
Bagus hanya menganggukkan kepalanya pelan dan meneguk seluruh isi gelas itu berupa jamu pahit dengan efek luar biasa.
"Sudah di minum. Bisa dong, beberapa ronde," bisik Bagus yang sudah siap menyingkap daster Cantika ke atas. Sebuah permainan tak melulu berada di atas kasur peraduan mereka bukan?
"Ada Raka," ucap Cantika pelan.
"Raka? Mau ngapain?" tanya Bagus pelan.
"Katanya Mas Bagus yang suruh datang," ucap Cantika pelan.
"Hah ... Ini pasti Ayah dan Ibu yang suruh. Mereka mau memata -matai kita. Sonya suruh di dalam kamar saja," titah Bagus mulai panik.
Cantika tak kalah panik.
"Gimana dong Mas?" tanya Cantika pelan.
"Ini lho yang Mas bilang. Kita jangan main ambil keputusan bodoh yang malah menimbulkan masalah baru," ucap Bagus tegas.
Cantika hanya diam. Ia salah. Salah dan salah.
"Kita bisa pakai bayi tabung. Kita bisa konsultasi. Tanpa harus melakukan hubungan badan seperti ini. Mas gak suka, Tika," ucap Bagus kembali kesal.