PERSEKONGKOLAN

1890 Kata

Sudah beberapa hari ini aku seperti bermain petak umpat dengan Fero. Pagi hari, aku berangkat lebih awal dan pulangnya, aku pulang paling akhir. Sebelum jam pulang, aku suka mengumpat di dalam toilet. Tentunya dengan kerja sama dengan Nisya, rekanku di bagian personalia. Aku kadang geli sendiri, membayangkan muka melas Fero setiap kali datang ke ruanganku, namun aku selalu menghindar. Bahkan, aku memblokir nomor ponselnya untuk sementara. Biarkan saja, aku hanya memberinya sedikit pelajaran. Bukannya aku punya sifat pendendam. Aku hanya ingin Fero berpikir kalau aku juga butuh dihargai sebagai seorang kekasih. Aku tidak suka diabaikan. Sabtu ini aku meminta Aya untuk menginap di rumahku. Papa dan mamaku pergi ke rumah adik papa yang tinggal di Bandung pagi tadi dan mereka akan menginap di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN