“Dia bukan orang yang mudah dikuasai oleh amarah atau emosi, tapi kalau berkaitan denganmu, emosinya lebih dulu bertindak daripada logikanya. Meski aku nggak tahu masalah kalian, aku bisa pastikan satu hal, dia benar-benar menyukaimu.” ─Naufal─ *** “Lalu apa yang kamu mau dengan tiga hal itu?” Naya tersenyum. “Pertama, aku ingin dia mengakhiri kiamat. Kedua, aku ingin dia memberiku keabadian, dan ketiga, aku ingin dia mengabulkan tiga keinginan dari setiap orang-orang yang aku sayangi.” Dia menatap Adit. “Terutama Adit. Setelah itu, apa kamu akan meminta harta tahta dan wanita, Dit?” Adit tertawa, mengusap-usap kepala Naya. “Kamu sangat cerdas, tapi ...” senyumnya semakin aneh, “serakah.” Senyum Naya menghilang, dia sedikit menunduk. Aku ingin menghiburnya, tapi tidaktahu harus be