“Aku ingin menanyakan, kapan kamu akan mengajakku ke tempat yang bagus? Kapan kamu akan menunjukkan mainanmu? Kapan kita bisa mencicipi banyak makanan manis bersama? Tapi aku takut bahkan sekadar berdiri di depanmu. Aku takut kamu ternyata tidak mengingatku...” *** “Non Starla.” Gadis A menjerit. “Aaaaa. Pergi! Kamu iblis! Pergi! Aku benci sama kamu. Aku nggak mau melihat kamu lagi. Pergi! Pergi!” Gadis B termenung, hanya kemudian tergeletak kelelahan setelah melihat Starla pergi. Aku merasa sangat sakit ketika Starla mengucapkan kalimat itu, tapi lebih sakit saat mendengar gadis B berbisik, “Cokelat, aku takut...” Aku membuka mata, mendapati tempat tidurku yang hangat. Rasanya tubuhku lengket karena keringat. Kepalaku masih agak pusing. “Sudah bangun?” Menoleh ke samping, t