“My Star milikku.” ─Rain─ *** “Apa sakit?” Aku menggeleng, kemudian memelototi Dimas. “Bagaimana kalau tadi kena Rain? Kamu mau bertanggung jawab?” Dimas terdiam di sana, terkejut. Rain dan yang lainnya juga menatapku dengan ekspresi yang sama. Aku hanya tidak suka orang-orangku diganggu dan dilukai. Sekalipun yang mengganggu itu adalah teman dekat mereka. “My Star, aku nggak apa-apa. Nggak perlu semarah itu, oke?” Ada nada senang dalam suara Rain saat dia mengatakan kalimat itu. Aku mengambil karet di meja, mengikat asal rambutku. “Ayo bertanding!” Fais bersorak di belakang. “Habislah kau, Dimas! Hahaha... Kalahkan dia, Kakak Ipar!” “Ayo, dua lawan dua,” kata Rain, melinting lengan bajunya. Aku juga melangkah ke lapangan basket. Jimmy dan Dimas menelan ludah, tapi tidak be