“Bagaimana detektif yang kau sewa?” Tanya Chandra di tengah hingar bingar club yang saat ini menjadi lokasi ia dan Christoff menenangkan diri.
“Masih belum ada hasil” Jawab Christoff kemudian menghela nafas.
“Sabar dan berharap saja kalau wanita yang kau cari itu bukan Amber tapi wanita lain” Ucap Chandra.
“Sudahlah. Aku lelah memikirkannya” Ujar Christoff. “Aku ingin turun ke bawah. Kau mau ikut?” Tanyanya pada Chandra saat ia ingin pergi ke dance floor.
“Haruskah kau menanyakan hal itu?” Kesal Chandra.
“Aku hanya bertanya. Mungkin kau berubah pikiran” Ucap Christoff.
“Sudahlah. Pergi sana, jangan mengajakku” Usir Chandra yang memang selalu menolak saat Christoff mengajaknya ke dance floor.
Christoff pun pergi setelah mendapat pengusiran dari Chandra dengan mulut yang memaki pria itu sebelum pergi. Christoff pun mampir ke mini bar untuk memesan minuman baru, setelahnya barulah ia bergabung di dance floor. Meliuk-liukkan badan di antara para wanita dengan pakaian seksi untuk menggoda para lawan jenis. Meraba, menyentuh, menggoda tanpa ada larangan karena memang itulah tujuan dance floor di club.
Dan itu pula yang saat ini Christoff lakukan. Menggoyangkan badannya mengikuti irama musik dengan sesekali meneguk minumannya. Mendekat pada setiap wanita yang menurutnya menarik dan pergi saat melihat kalau wanita itu bukan tipenya.
Saat ia sibuk meliukkan tubuh di belakang seorang wanita, tiba-tiba pandangannya beralih pada seorang wanita yang tampak familiar di matanya. Ia pun menghampiri wanita tersebut. Wanita itu pun berbalik saat menyadari kehadiran seseorang di belakangnya dan lumayan terkejut saat menyadari orang itu adalah Christoff.
“Mr. Lewis” Seru wanita itu.
“Cukup Christoff saja, Miss Juliza” Ucap Christoff tepat di telinga Amber agar wanita itu mendengarnya di tengah riuhnya suasana club.
“Baiklah. Kalau begitu kau juga cukup memanggilku dengan Amber” Balas Amber.
“Ya, baiklah. Apa kau sering datang ke tempat ini?” Tanya Christoff memulai percakapan sembari terus menggoyang-goyangkan tubuhnya. Begitu pula dengan Amber.
“Lumayan. Aku datang bersama teman-temanku” Jawab Amber.
“Apa suamimu mengizinkanmu datang ke tempat seperti ini?” Tanya Christoff.
“Suami?” Tanya Amber walau sebenarnya ia mengerti dengan pertanyaan pria itu.
“Ya, suami. Orang yang datang mewakilimu waktu itu mengatakan kalau kau sudah memiliki suami” Jelas Christoff.
Amber tertawa mendengar ucapan Christoff yang membuat pria itu bingung. Ia sungguh tak percaya kalau pria di hadapannya ini benar-benar mempercayai ucapan Elena.
“Aku belum memiliki suami” Ucap Amber.
“Apa? Tapi...”
“Dia hanya bercanda” Potong Amber.
“Lalu rumah itu?” Tanya Christoff tak percaya.
“Itu rumah milik direktur di perusahaan tempatku bekerja. Dia memintaku mengurusnya agar istrinya tidak mengetahui kejutannya karena itu akan menjadi hadiah perayaan pernikahan kedua mereka” Jelas Amber.
Christoff berpikir sejenak setelah mendengar penjelasan Amber. Dan ia sungguh merasa bodoh saat menyadari apa yang terjadi. Tapi meski begitu, ia merasa lega karena setidaknya masih ada kesempatan untuknya merasakan sentuhan itu lagi. Sementara Amber tertawa melihat ekspresi Christoff. Dalam hati, ia pun membenarkan ucapan Elena mengenai ekspresi lucu pria itu.
“Kau sendiri? Apa kau sering datang ke sini?” Tanya Amber.
“Ya, lumayan kalau aku sedang merasa lelah. Aku juga datang bersama temanku” Jawab Christoff.
Setelahnya tak ada percakapan lagi di antara mereka selain liukan badan yang saling menyentuh satu sama lain serta tatapan penuh arti hingga perlahan wajah mereka mulai mendekat dan melumat bibir satu sama lain.
-------
Desahan Amber terdengar saat Christoff mencumbu lehernya. Pria itu langsung mencumbunya saat mereka memasuki kamar hotel. Ya, Christoff segera membawa Amber ke hotel terdekat karena pria itu tidak suka melakukannya di kamar yang disediakan club. Mereka bahkan hampir melakukannya di mobil jika saja Christoff tak menahan nafsunya.
Christoff kembali melumat bibir Amber sementara kedua tangannya bergerak membuka mini dress Amber, begitu pula sebaliknya. Saat keduanya telah dalam full naked, Christoff menggiring Amber menuju tempat tidur tanpa melepaskan lumatannya.
Amber kembali mendesah saat bibir Christoff berada di dadanya. Bermain dan meninggalkan tanda di sana. Tubuh Amber melengkung merasakan setiap sentuhan Christoff di tubuhnya dan ia merasa seperti pernah merasakan sentuhan ini.
“Ah... Apa kitahh... Pernahh bertemu... Ahh... Sebelumnya?” Tanya Amber memastikan di tengah desahannya. Walau sebenarnya ia tak sanggup untuk berbicara karena hasrat yang telah membara dalam dirinya. Namun tentu saja, jawaban Christoff selanjutnya akan menentukan kelanjutan permainan mereka.
“Yahhh...” Jawab Christoff sembari menatap mata Amber yang penuh gairah dan itu sangat cantik di mata Christoff. Ia lalu kembali bermain di d**a Amber.
“Kapanhhh? Dan dimanahh?” Tanya Amber lagi tak tahan.
“Beberapa minggu lalu di club yang sama” Jawab Christoff terengah membuat Amber membuka matanya. Gairah yang ia rasakan sejak tadi seakan menghilang.
“Apahh kita jugah melakukan ini?” Tanya Amber sembari menatap Christoff serius membuat pria itu bingung.
“Ya” Jawab Christoff masih dengan kebingungannya.
Mendengar jawaban Christoff membuat Amber sangat terkejut. Bagaimana mungkin ia melupakan pria ini? Tanpa kata, Amber pun langsung mendorong tubuh Christoff dan langsung beranjak dari tempatnya. Ia lalu memunguti pakaiannya dan memakainya kembali.
“Ada apa? Kau mau ke mana?” Tanya Christoff bingung namun tetap tak mendapat jawaban dari wanita yang sibuk memakai pakaiannya itu. “Baiklah. Akan kuantar kalau kau mau pulang” Lanjutnya yang mengerti dengan apa yang akan Amber lakukan setelah selesai memakai pakaiannya.
“Tidak perlu. Aku bisa sendiri” Ucap Amber menahan Christoff yang hendak bangun dari tidurnya. Setelah selesai memakai pakaiannya, ia lalu memakai high heels-nya dan segera mengambil tasnya.
“Ke depannya, saya harap kita tidak bertemu di situasi seperti ini lagi. Untuk kontrak proyek rumah itu, tolong kirimkan ke alamat yang akan saya kirimkan melalui e-mail. Terima kasih” Ucap Amber kemudian pergi meninggalkan Christoff begitu saja tanpa kata yang tentu saja membuat pria itu bingung.
-------
“Kau sudah pulang?” Tanya Elena yang saat itu datang dari dapur saat Amber memasuki apartemennya.
“Sedang apa kau di sini?” Tanya Amber balik yang sedikit terkejut dengan kehadiran Elena di apartemennya.
“Aku malas harus pulang ke mansion. Oh ya, kenapa kau sudah pulang jam segini? Ini ‘kan hari libur, jadi kau tidak perlu buru-buru pulang” Ucap Elena sembari menatap jam di dinding yang masih menunjukkan pukul 02.00 pagi.
“Entahlah. Aku lelah” Ujar Amber kemudian berlalu menuju kamarnya.
“Am, kau tidak apa-apa? Apa perlu kubuatkan makanan? Mungkin kau lapar akibat kegiatan panasmu!” Teriak Elena dari ruang tamu.
“Tidak perlu!” Sahut Amber dari dalam kamar.
“Dasar wanita aneh” Gumam Elena.
Sementara di dalam kamar, Amber merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sembari merenungkan apa yang baru saja terjadi. Untung saja dia menanyakan hal itu. Jika tidak, mungkin ia telah melakukan kesalahan sekarang. Tidur dengan orang yang sama lebih dari satu kali adalah hal yang paling ia hindari.
Meski ia telah mengantisipasi berbagai hal yang mungkin terjadi dengan bermain aman, tapi tetap saja kesalahan itu bisa terjadi. Padahal ia telah menghindari semua pria yang ingin bersamanya lagi, tapi kenapa? Kenapa dia tidak mengingat pernah having s*x dengan pria itu?
“Sial!” Umpat Amber. Ketukan pada pintu kamarnya membuyarkan pikiran Amber.
“Am” Panggil Elena dari luar.
“Masuklah” Pintah Amber sembari mengubah posisinya menjadi duduk. Tak lama kemudian, pintu kamar Amber terbuka dan sosok Elena masuk ke dalam.
“Ada apa?” Tanya Amber.
“Ada yang ingin kuberitahukan” Ucap Elena sedikit ragu sembari duduk di samping Amber.
“Apa?” Tanya Amber penasaran.
“Tapi kumohon tenangkan dirimu saat mendengarnya” Ucap Elena sembari menggenggam tangan Amber.
“Memangnya ada apa?” Tanya Amber semakin penasaran.
“Berjanjilah dulu” Ucap Elena.
“Baiklah, aku berjanji” Ujar Amber.
“Semalam aku bertemu dengannya” Ucap Elena.
“Who?” Tanya Amber tak mengerti. Namun tatapan yang Elena berikan padanya perlahan membuat Amber mengerti. Wanita itu lantas memasang wajah datarnya.
“Dia mencarimu. Dengar, aku tidak tahu bagaimana bisa dia mengenalku. Tapi dia tiba-tiba saja menghampiriku dan mengatakan...” Ucap Elena.
“Hentikan” Ujar Amber.
“Aku tahu kau tidak ingin mendengarnya, tapi aku harus mengatakannya” Ucap Elena. “Dia bilang kalau dia ingin bertemu denganmu dan memperbaiki semuanya. Karena dia mengenalku, jadi bisa saja dia sudah mengikutimu sejak lama. Jadi kusarankan padamu untuk hati-hati mulai sekarang. Mungkin saja dia ingin mendekatimu lagi dengan niat buruk lalu menyakitimu lagi seperti dulu” Lanjutnya.
“Aku tahu” Ujar Amber.
“Kau tidak apa-apa?” Tanya Elena.
“Ya, aku tidak apa-apa” Jawab Amber.
“Kau yakin?” Tanya Elena lagi.
“Ya” Jawab Amber yakin namun dengan pandangan kosong yang menyiratkan bahwa wanita itu tidak benar-benar yakin dengan hal tersebut membuat Elena semakin khawatir.
Walau Amber tak mengetahui kehidupan Elena dengan jelas, tapi Elena justru mengetahui masa lalu Amber dengan jelas. Meski Elena tak sengaja mengetahui hal itu.
Saat itu, ia datang ke apartemen Amber dan menemukan wanita itu tengah duduk di sofa sembari menangis dan memegang sebuah foto. Ketika Elena mendekatinya, Amber malah jatuh pingsan membuat Elena khawatir.
Ia pun membaringkan Amber di sofa lalu mengambil ponselnya untuk menelepon dokter. Namun, igauan Amber menghentikannya dengan mata yang tanpa sengaja menatap selembar foto yang terjatuh di lantai. Sejak itulah dia tahu kalau wanita yang ia temani setiap malam di club itu ternyata memiliki masa lalu yang amat menyakitkan. Yang bahkan sebagian orang tidak akan mampu bertahan di posisi itu.
-------
Love you guys~