PART-59

2223 Kata

  Angin berhembus pelan. Membawa butil-bulir salju terbang melewati atap-atap rumah. Dingin merayap. Menusuk tulang siapa saja yang berani menantangnya. Pria dengan mantel hitam itu masih tepaku di tempanya. "Kau yakin mengenalnya, Gadis?" Syie bertanya untuk yang ketiga kalinya. "Iya." Jawabku. "Aku takut dia berniat buruk pada kita." Kata Syie lagi. Wajahnya sejak tadi pucat. Takut terjadi hal buruk pada kami. "Aku mengenalnya, Syie. Bisa bantu aku ke sana?" "Emm. Baiklah." Syie mulai mendorong kursi rodaku. Pria itu melebarkan senyumnya melihatku mendekat. "Hay," kata pria itu saat jarak kami hanya enam langkah. Syie terus mendorong kursi rodaku. Kami berhenti tepat di depan rumah. "Ada apa dengan kakimu? Kenapa di perban?" Pria itu bertekuk lutut di depanku. Mengamati perban ya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN