Irna duduk selonjoran di amben yang ada di halaman belakang rumah. Dia tengah mengamati Miko dan Jingga yang sibuk sendiri saat mengunduh buah rambutan. Rasa haru seketika menyeruak, ketika dia memutuskan rujuk bersama Miko adalah keputusan yang benar. Setiap hari ia dapat melihat senyuman dan canda tawa Jingga yang tidak pernah surut, karena Miko selalu membuat Jingga dan Irna bahagia.
“Papa.. banyak semutnya itu..”
“Nggak apa – apa Kak, nanti di kebasi, lalu di cuci..”
“Ambil aja.. nggak apa – apa, semutnya nggak gigit.”
Jingga memberanikan diri mengambil buah rambutan yang bersarang di ujung galah yang di buat Miko untuk memetik buah. “Kibas – kibas Kak..”
“Tapi banyak semut Papa..”
“Pegang batang kayunya. Nggak apa – apa.”
Jingga menurut dan memegang batang kayu buah rambutan da
