Extra Chapter 2

1895 Kata

“Tidak apa-apa, Papa di sini,” ucap Wijaya ketika melihat anak sematawangnya itu begitu tegang menghadiri sidang perceraiannya dengan Adrian Mahendra. Ruang sidang itu terasa terlalu luas untuk napas yang sesak. Udara dingin dari pendingin ruangan berembus lembut, tapi tidak mampu menurunkan panas di d.a.d.a Safira. Ia duduk di kursi sebelah kanan, kedua tangannya bertaut di pangkuan. Jemarinya terus bergetar kecil, seperti mencari pegangan yang tidak ada. Di sebelahnya, Rendra duduk dengan wajah datar, mencoba tampak tenang. Di sisi lain, Wijaya, ayahnya, menatap ke depan tanpa ekspresi, rahangnya mengeras sejak mereka masuk ruangan. Suara langkah sepatu terdengar teratur di lorong sebelum pintu ruang sidang terbuka perlahan. Safira menegakkan tubuh tanpa sadar, jantungnya berdetak ken

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN