Bab 205

1685 Kata

“Halo Safira, ini Mama. Mama telpon kamu karena mau kasih tahu, nanti malam Papa mertuamu itu ngajak kamu dan Adrian makan malam di rumah kami, sepertinya Papamu juga diajak kok,” ucap Ratna di telepon ketika sedang menghubungi menantunya itu. Senyum tipisnya tidak bisa disembunyikan. Pemberitahuan dari Ratna, ibu mertuanya, tentang undangan makan malam itu memberinya sedikit kelegaan di tengah pusaran kegelapan yang melingkupi. Setidaknya, keluarga Adrian masih memikirkan dan menyayanginya, termasuk Wijaya, Papanya. Kehangatan itu adalah jangkar kecil yang ia butuhkan saat ini. Ia meletakkan ponsel di nakas, lalu bangkit. Sudah saatnya ia bergerak, menghadapi kenyataan yang ada. Perutnya terasa kosong, namun nafsu makannya hilang sejak semalam. Ia memutuskan untuk mencari Adrian. Mungki

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN