Bab 163

2840 Kata

Pagi itu, langit kota tampak jernih dengan semburat cahaya matahari yang baru saja naik di antara gedung-gedung tinggi. Jalanan menuju Mahendra Group masih ramai dengan mobil dinas dan pegawai yang bergegas. Di lantai tertinggi gedung itu, ruang kerja Dharma Mahendra sudah dipenuhi aroma kopi dan denting pelan sendok dari cangkir porselen yang baru diletakkan oleh sekretarisnya. Adrian tiba dengan langkah tenang. Setelan jas abu tua yang ia kenakan tampak rapi, namun wajahnya menunjukkan sedikit kelelahan. Ia baru keluar dari satu rapat di rumah sakit sejak subuh, lalu menerima panggilan dari sekretaris ayahnya yang memintanya datang segera ke kantor pusat Mahendra Group. Begitu sampai di depan pintu ruang kerja sang Papa, ia sempat menarik napas dalam-dalam sebelum mengetuk pelan. “Masu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN