Pagi itu, udara di rumah Rendra terasa sejuk setelah hujan semalam yang turun pelan hampir sepanjang dini hari. Cahaya matahari menyelinap masuk lewat tirai ruang tengah rumah Rendra, menimbulkan bias lembut di permukaan meja makan. Suara lembut burung dari pepohonan halaman depan terdengar samar di sela bunyi sendok yang bersentuhan dengan gelas. Laras berdiri di dekat wastafel, sedang mensterilkan botol su.su Arshaka yang baru saja selesai menyusu. Rambutnya diikat sederhana, wajahnya masih menyimpan lelah, tapi matanya lembut setiap kali menoleh ke arah bayi kecil di bouncer di samping meja makan. Rendra duduk di kursi, mengenakan kemeja biru muda yang belum dikancingkan penuh, secangkir kopi hitam di tangan. Biasanya jam segini ia sudah bersiap berangkat ke kantor, namun pagi itu ia t

