Bab 66

2158 Kata

Pintu rumah tua itu terbuka lebar, dan yang berdiri di hadapan Laras bukan hanya Rio, melainkan Adrian yang melangkah masuk bersamanya. Sorot mata Laras langsung membesar. Jemarinya yang tadi masih menggenggam pintu refleks terlepas, tubuhnya kaku di tempat. “Rio…” suaranya tercekat. “Kenapa… Mas Adrian ada di sini?” Rio menyeringai tipis, mencoba mencairkan suasana yang tegang. “Tenang, Ras. Gue nggak culik dia kok. Dia yang maksa ikut.” Namun sebelum Laras sempat menarik napas lebih jauh untuk mengeluarkan pertanyaan yang mengganjal di kepalanya, Adrian sudah melangkah cepat. Jarak di antara mereka lenyap begitu saja, tubuh jangkung pria itu menjulang menutup ruang. Dalam satu tarikan napas, Adrian meraih Laras ke dalam pelukan. Lengan kuatnya mengapit rapat, menekan tubuh mungil itu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN