Bab 179

2110 Kata

Dharma melangkah cepat menuju pintu rumah. Ratna yang sejak tadi di belakangnya hanya mengikuti gerakannya dengan mata cemas. Tidak ada obrolan selama perjalanan tadi seperti biasanya. Yang terlihat hanya wajah suaminya yang tegang, rahang mengeras, dan sorot mata yang menyiratkan kemarahan yang sulit ditutupi. Pintu tertutup pelan di belakangnya, tetapi suasana yang mengikuti terasa berat. Tanpa berkata apapun, Dharma melepaskan jas kerjanya, dan meletakkannya dengan gerakan keras di atas meja kecil dekat pintu. Suara tas menghantam permukaan kayu dan membuat gema di ruang yang sebelumnya tenang. Getaran ringan membuat vas kaca di atas meja bergeser sedikit, dan terjatuh. Ratna tersentak dan tanpa sadar berdiri dari tempat duduknya. Ia memandangi suaminya dengan raut bingung, mencoba mem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN