Suasana rumah sakit sejak semalam tidak banyak berubah. Di dalam salah satu ruang perawatan, Safira masih terbaring di tempat tidur dengan selimut tersampir hingga perut. Ia tidak menangis lagi sejak dini hari, tetapi matanya tetap merah dan sedikit bengkak. Pandangannya kosong saat menatap langit-langit. Di kursi tunggu dekat tempat tidur, Adrian duduk dengan tubuh sedikit membungkuk. Wajahnya lelah. Pundaknya meluruh seperti kehilangan kekuatan. Sejak percakapan semalam, Safira lebih banyak diam, hanya sesekali menarik napas panjang. Adrian juga tidak banyak bicara. Ia hanya bertanya apakah Safira merasa sakit atau butuh sesuatu. Setelah itu, mereka seolah tenggelam dalam kesalahan masing-masing. Seakan kata-kata yang keluar nantinya hanya akan menambah berat di da.da masing-masing. Ad

