Adrian menatap layar ponselnya. Setelah Arshaka tertidur pulas dan ia membaringkannya di kamar, Laras dan Rendra beranjak ke sudut ruangan, berbicara dengan suara pelan dan serius. Sambil menunggu, Adrian memeriksa ponselnya yang sejak tadi ia biarkan mati. Notifikasi pesan singkat dari Safira muncul. Adrian sedikit terkejut. Makan malam di rumah orang tuanya? Undangan dari Ratna, Ibunya. Tetapi, yang mengganjal adalah keterlibatan Wijaya. Adrian tahu betul, segala sesuatu yang melibatkan Dharma, Ayahnya, tidak pernah sederhana. Mungkinkah Dharma yang mengatur semua ini? Mungkinkah ini caranya untuk mengontrol Adrian setelah kekacauan semalam? Ia menatap jam di layar ponsel. Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Ia harus segera membuat keputusan. “Adrian.” Suara Rendra memecah kehe

