Bab 161

2333 Kata

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam ketika Raka menutup map terakhir di ruang kerja Adrian. Rumah itu sudah tenang, hanya terdengar suara detak jam dan sesekali angin malam yang menerobos lewat celah jendela. Adrian duduk di kursinya dengan wajah serius, menatap layar laptop yang kini sudah ia matikan. “Sudah semua, Pak,” ujar Raka dengan nada hati-hati. “Data perhitungan untuk proyek Kertalaya juga sudah saya tandai di sini. Besok pagi tinggal direkap dan diserahkan ke tim administrasi.” Adrian mengangguk tanpa menatapnya langsung. “Baik, Raka. Sudah malam, kamu pulang saja.” Raka sedikit menatap ragu. “Apa Bapak tidak ingin saya bantu sedikit lagi? Masih ada beberapa catatan pembiayaan dari Pak Rendra yang belum sepenuhnya cocok.” Adrian menghela napas pelan. “Tidak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN