Bab 16

2162 Kata

Pagi, Laras dan Adrian masih tertidur. Laras tertidur setelah menangis dan mencurahkan isi hatinya kepada Adrian tadi malam. Tirai kamar mereka hanya terbuka setengah, membiarkan cahaya matahari menembus ruangan. Di atas ranjang, Adrian masih memeluk Laras dari belakang, napasnya stabil, hangat tubuhnya membungkus punggung Laras. Namun, rasa tidak nyaman di perut membuat Laras harus membuka mata. Ia menahan napas, mencoba mengabaikan, tapi gelombang mual tiba-tiba datang lebih kuat. Perlahan ia melepaskan tangan Adrian dari pinggangnya dan duduk di tepi ranjang. Adrian membuka mata, matanya langsung mengikuti gerak Laras yang berjalan cepat ke kamar mandi. Ia terdiam beberapa detik, kepala sedikit miring, seakan menimbang. Tatapan matanya dingin, tapi ada kesadaran penuh di baliknya.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN