Suara sendok beradu pelan dengan piring. Adrian tampak begitu tenang seperti biasanya, tetapi dalam hati Safira ada sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan. Pertanyaan yang tadi ia lontarkan masih menggantung di udara. Suaranya lembut, tapi cukup untuk mengguncang ketenangan malam itu. Adrian yang semula sedang memindahkan potongan sayur itu berhenti. Gerakannya terhenti di tengah udara, lalu ia mendongak pelan. Matanya bertemu dengan mata Safira. Dalam sorotan lampu yang temaram, tatapan itu terasa dalam, seolah keduanya sedang mencoba membaca isi hati masing-masing tanpa suara. Adrian tidak langsung menjawab. Ada jeda panjang yang membuat suasana semakin hening. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi marah atau bingung, tapi lebih seperti orang yang sedang mencoba memahami sesuatu yang baru s

