Rumah tua peninggalan orang tua Rio berdiri sunyi di antara pepohonan rindang. Lampu terasnya menyala kekuningan, menyoroti pagar besi yang sudah mulai berkarat. Malam itu, setelah acara reuni yang melelahkan, Rio memarkir mobilnya di halaman. Napasnya terasa berat, bukan hanya karena letih, tapi juga karena beban pikiran yang belum berhenti menghantui sejak kemarin, perkataannya dengan Dharma, dan keputusan gila Adrian yang mengumumkan pertunangan di depan wartawan. Di kepalanya, suara berat Dharma terus menggema ‘Dua puluh miliar di muka, sisanya menyusul. Cukup bawa pergi perempuan itu dari sini. Sembunyikan dari Adrian.’ Rio berdiri cukup lama di depan pintu, kunci masih menggantung di genggamannya. Matanya kosong menatap gagang pintu yang dingin. Hatinya terhimpit dilema. Di satu si

