Bab 187

1984 Kata

“Safira?” suara laki-laki terdengar dari balik pintu. Pintu kamar diketuk pelan. Safira menoleh. Ada perasaan khawatir jika yang datang bukan orang yang ia kenal. “Boleh Papa masuk?” tanya seseorang dari luar pintu. Safira mengembuskan napas lega, ternyata itu Papanya. “Iya, masuk saja,” jawabnya. Pintu membuka perlahan. Wijaya, ayah Safira, muncul dengan wajah sedikit lelah. Rambutnya mulai memutih di sisi kiri. Ia masuk perlahan, menutup pintu tanpa suara. Di tangannya ada kantong plastik berisi buah dan termos kecil. “Papa?” Safira mencoba tersenyum. “Kok malam-malam begini ke sini?” Wijaya mendekat, meletakkan kantong di meja kecil dekat ranjang. “Papa memang mau langsung ke sini. Tadi Papa telepon Adrian, tapi tidak diangkat. Papa kan mau jenguk anak cantik Papa.” Ia menarik ku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN