Ruang rapat kecil di lantai dua rumah sakit Mahendra Medika jam dinding menunjuk hampir pukul lima, tanda shift panjang sejak pagi sebentar lagi berakhir. Para koas duduk berderet di kursi, sebagian tampak menguap, sebagian lain masih sibuk menulis laporan cepat-cepat. Aroma kopi sachet bercampur bau antiseptik dari lorong rumah sakit, menambah nuansa lelah yang menggantung di udara. Laras duduk di kursi tengah, tubuhnya sedikit bersandar. Hari ini ia sudah berlarian dari satu pasien ke pasien lain di IGD, perutnya mulai terasa berat karena janin yang makin aktif bergerak. Tapi ia berusaha tetap menegakkan bahu. Bisikan-bisikan lirih dari belakang terdengar jelas meski suasana rapat belum dimulai. “Eh, itu Laras kan? Aku yakin dia hamil deh.” “Iya, perutnya mulai kelihatan tuh. Kok mas

