Dewa tersenyum, seperti sedang menikmati keadaan ini. "Tadi, aku melihat kamu menelan ludah berkali-kali sambil melihat bibirku," jawabnya sambil memainkan bibirnya dengan jarinya membuatku malu. "Tadi tenggorokanku lagi sakit, udah deh jangan kegeeran," kataku, berusaha untuk mengalihkan perhatian Dewa dari pandanganku yang terpaku pada bibirnya. Aku tidak ingin dia tahu bahwa aku sedang merasa tergoda olehnya. Dewa tersenyum dan mengangguk, seperti sedang memahami alasan aku. "Ok, kali ini kamu lolos," ucapnya sambil mengambil pakaiannya yang sedang aku pegang. Aku merasa lega karena dia tidak lagi menggodaku. "Aku harus berangkat buru-buru," tambahnya, sambil memasukkan kaki ke dalam celana. Aku menontonnya dengan diam. Setelah sarapan pagi, aku mengantar suamiku sampai teras depan.