Aku menerima parsel buah dari tangan Clara, berusaha untuk tidak menunjukkan kecurigaan. "Terima kasih," ucapku. Clara menarik sudut bibirnya ke atas, menciptakan senyum yang manis. Aku tahu dia pikir rencananya berhasil, mengira dia bisa membuatku percaya padanya. Dia hanya berpura-pura, berusaha untuk menyembunyikan niat sebenarnya yang ingin mencelakaiku. Mami menatap Clara dengan wajah yang tidak mengerti. "Sebenarnya ada apa ini? Kenapa kamu meminta maaf ke Kirana?" tanyanya. Clara langsung berubah, menghadap mami dengan ekspresi sedih dan merasa bersalah. "Tan, semalam saat kami makan di restoran Jepang, aku tidak sengaja memesan Ramyeon pedas," jelasnya dengan suara yang bergetar. "Aku pikir Kirana bisa makan pedas, aku benar-benar tidak tahu kalau Kirana tidak bisa makan pedas,