Motor yang Awan bawa melaju pelan memasuki halaman rumah Nisa. Lalu berhenti tepat di depan rumah yang pintunya terbuka lebar. Awan mematikan mesin motor dan tersenyum saat tatapannya bertemu dengan Iqbal dan Nisa yang tengah duduk santai di gazebbo samping rumah. Selly langsung turun, diam di samping motor menunggu Awan melepaskan pengait helmnya. Begitu helm terlepas dari kepala, gadis itu berbalik dan berlari menghampiri dua orang yang sudah selayaknya orang tua baginya. “Bunda!” teriaknya, lalu berhambur kepelukan Nisa. Memejam dengan senyum yang mengembang saat Nisa mengecup kedua pipinya. Lalu beralih menjabat tangan Iqbal dan mencium punggung tangannya. “Om Iqbal kapan pulang? Aku kemarin pagi ke sini, tapi om belum ada.” Tanyanya, menatap Iqbal yang mengelus puncak kepalanya. “P