Awan mengambil sebatang rokok dari bungkus berwarna putih yang Mico ulurkan, lalu menyelipkan di bibir. Menarik rokok yang sudah menyala di sela jari Nano. Menyatukan dengan rokok di bibirnya, tak begitu lama, asap mengepul dari mulut manisnya. Sudah sangat lama ia tak merokok. Bukannya mogok ngerokok sih, hanya … nggak punya waktu santai untuk sekedar menikmati rokok. Mico menepuk bahu sahabatnya. “Lo udah biasa mandiri, man. Pasti bisa. Ya nggak, No,” melirik Nano yang duduk di samping Awan. Nano memberi anggukan dengan begitu yakin. “Kita udah gede. Palagi, lo dapat beasiswa, Wan. Lo nggak perlu pusing mikirin biaya kuliah sampai tamat.” Mico membuang asap melalui mulut, menepuk kaki Awan pelan. “Apa pun yang lo pilih, kita pasti dukung. Kalo butuh bantuan, kita siap bantu.” “Yo’i.”