Eps 48.

1479 Kata

Beberapa hari berlalu. “Pen banget tinggal di sana?” tanya Awan dengan wajah yang trlihat sangat tak rela. Lalu di layar ponsel yang ada di depan Awan, Selly memajukan bibir dengan kedua mata yang berkedip pelan. Kedua mata yang selalu menarik perhatian Awan. “Enggak juga sih.” Jawabnya, menatap entah apa. “Lagian aku juga masih punya rumah. Tinggal di rumah ini lebih nyaman.” Lalu dia nyengir, memperlihatkan rentetan gigi-giginya. Awan hanya menghela napas. Seandainya saja bunda Nisa itu bukan orang tuanya Pasha, seandainya saja keluarga hangat itu bukan keluarga Pasha, dia malah akan sangat tenang membiarkan Selly masuk ke dalam keluarga itu. Anak gadis, tinggal di rumah sendirian. Khawatir takut terjadi sesuatu, itu pasti ada. “Besok keknya papi udah bisa diajak pulang.” Ngomongnya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN