Sore Sabtu, Al, dan Zizi ke pasar besar, karena malam Minggu ramai yang buka lapak untuk pasar malam. Mereka berkeliling pasar, setelah memesan makanan khas Banjar, putu mayang, apam batil, lupis, dan kokoleh. Saat melihat kerumunan Zizi merasa penasaran. Ada yang menangis, ada yang berteriak dengan sumpah serapah, ada yang duduk termenung. "Ada apa, Cil?" Zizi menjawil bahu seorang ibu yang ia kenal sebagai penjual pakaian. Acil itu duduk bersandar dengan tubuh lemas. "Zizi! Kami kena tipu, Zi!" Si Acil menatap Zizi. Matanya basah. "Kena tipu bagaimana?" Tanya Zizi penasaran. "Si Widodo, dan Firman. Katanya mertua Si Firman punya usaha besar di Jakarta. Yang ingin tanam modal akan diberi keuntungan setiap bulannya," jawab Si Acil, suaranya bergetar menahan tangis. "Lalu?" "Kami ini