Al berdebar menunggu jawaban Zizi. "Zi kok tertawa, jawab dong!" seru Al dengan rasa penasaran luar biasa. Hatinya berdebar, takut jawaban Zizi tak sesuai keinginannya. "Tanya hati Paman saja. Zizi ikut keinginan Paman saja," jawab Zizi ringan, seakan itu bukan hal penting baginya. "Aku maunya sungguhan. Aku ... aku ... aku cinta kamu, Zi." Al memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya. "Sudah tahu!" sahut Zizi, membuat Al terkejut. "Eh, apa maksudmu!?" Al berseru kaget sekaligus penasaran. "Sudah tahu kalau Paman cinta sama Zizi, kelihatan kok, wew!" Zizi menjulurkan lidahnya mengejek Al, lalu terkikik. Al gemas sekali melihat wajah Zizi. "Bagaimana Zizi bisa tahu?" "Zizi ini peka. Paman tidak bisa menyembunyikan rasa cinta yang ada di hati Paman. Itu terpancar dari sorot