Tak ada ronde kedua, mereka tidur sampai menjelang subuh. Aay lebih dulu terbangun. Kepala Rara tak lagi ada di lengannya, tubuh Rara berbaring dengan memunggunginya. Aay bangun, lalu menyalakan lampu tidur yang ada di atas meja. Semalam mereka tidur hanya mengandalkan cahaya bulan saja. Aay menatap jam di dinding, hampir waktunya salat subuh. Aay menarik lembut bahu istrinya, sehingga tubuh Rara telentang. "Bangun, Sayang." Aay mengecup lembut pipi Rara. Mata Rara masih terpejam. "Ra, bangun sudah hampir waktu salat subuh." Aay menempelkan hidung, dan bibir di pipi Rara. Perlahan mata Rara terbuka. "Aww!" Rara mendorong bahu Aay. Ia segera bangun, dan kembali berteriak saat menyadari, di bawah selimut tubuhnya tak mengenakan apa-apa. "Kamu memperkosa aku!" Tatapan tajam mata Rara meng