Andra sudah selesai salat Maghrib. Ia turun dari lantai atas, dan langsung menuju kamar di belakang. Kamar Cici. "Ci!" Panggil Andra di antara dua pintu, karena ia tidak tahu pintu yang mana kamar Cici. Salah satu pintu terbuka. Cici muncul dengan celana kulot hitam, dan kaos oblong merah muda. "Jadi pergi, Pak?" Tanya Cici. "Iya. Sudah siap?" "Sudah." "Begini saja?" "Iya." "Tidak bawa tas?" "Ehm, apa saya harus bawa dompet? Apa makannya saya bayar sendiri?" Cici balik bertanya. "Bukan itu! Kamu tidak bawa hp?" "Untuk apa? Tidak ada yang ingin saya hubungi, dan juga pasti tidak ada yang menghubungi saya. Saya sebatangkara, Bapak." Ringan saja Cici mengucapkan itu, seakan tidak ada kesedihan hidup sendirian. "Ya sudah. Ayo berangkat." . Tanpa sadar Andra memegang lengan Cici.