Semua terkejut mendengar jawaban kompak Al, dan Zizi. "Apa!?" "Kalian gila!" seru Rara gusar. "Iya, gila karena cinta, Nini," jawab Zizi, tapi ia tak tertawa seperti biasanya. Wajahnya serius. "Ini serius, Al?" Uminya menatap Al tak percaya. "Iya, Umi. Kami takut berbuat dosa. Dia ini agresif, aku takut ...." "Ih, siapa yang agresif!" Zizi memukul paha Al. Matanya melotot kesal. "Zi!" Tegur abbanya. Aska menghela napas. "Kalau itu keinginan mereka mau bagaimana lagi," ucap Aska pasrah. "Ya masa sekonyong-konyong nikah, Abba!" protes Rara tetap tidak setuju. "Iya, Kai. Memangnya mengurus surat nikah selesai satu malam." Aya ikut protes seperti ammanya. Suasana jadi tegang sesaat. Ada pro, dan kontra terjadi, menanggapi keinginan Al, dan Zizi. "Nikah siri dulu, seperti Aay, dan