Al terdiam di tempat, menatap tamu di hadapannya. Sungguh sebuah kejutan baginya. "Al!" "Umi ...." Al mendekati uminya, dicium punggung tangan wanita tua itu seraya membungkukkan tubuhnya dalam. Al menegakkan tubuh. "Kenapa tidak memberitahu kalau akan datang, Umi. Jadi bisa aku jemput di bandara." Al memeluk bahu ibunya, lalu dikecup kepala wanita yang ia cinta. "Umi tidak sabar, ingin tahu gadis yang sedang dekat denganmu itu Al. Kalau sudah klik, langsung lamar saja." Uminya memegang lengan Al. "Eh ...." Al kebingungan, ia menoleh pada Zizi, berharap bantuan. Semua mata terarah pada Zizi. Aska, Asifa, Rara, Razzi, Aay, dan Rara. Zizi segera tahu apa yang harus dilakukan. "Oh, kenalkan saya Zizi, Umi. Selama ini, saya memang dekat dengan Paman Al. Engh ... saya cucunya Nini Rar