Aya masuk ke dalam kamar menemui Zizi. "Zi ...." "Amma ...." Zizi menggapai kan satu tangannya pada Aya. Aya duduk di tepi ranjang setelah menyapa dokter. "Demam?" Tanya Aya. Ditempelkan punggung tangan di kening Zizi. "Tidak." Kepala Zizi menggeleng. "Tapi hangat. Pusing?" "Iya." "Mual?" Aya mengusap lembut perut putrinya. "Iya, mulut Zizi juga terasa pahit sekali Amma. Padahal Zizi ingin duduk di depan, ingin membaca ayat suci untuk Nini Zi." Zizi terisak pelan. "Nanti setelah diperiksa, kita ke depan ya." Aya mengusap pipi Zizi yang basah. "Iya, Amma." "Amma masih banyak yang harus dikerjakan. Amma tinggal dulu ya." Aya mengecup kening Zizi. "Iya, Amma." "Saya permisi dulu, Dokter." Aya berpamitan pada dokter. "Iya, silakan." Aya ke luar kamar, ganti Rara yang masuk. "