Renita duduk di tepi ranjang dengan ponsel di tangannya, wajahnya pucat setelah menerima telepon misterius yang mengancam. Suara di ujung telepon terdengar dingin dan menakutkan, mengungkapkan rahasia terbesar Renita—perselingkuhannya dengan Devan. "Aku tahu segalanya tentang kamu dan Devan," kata suara itu tajam, membuat jantung Renita berdegup kencang. "Kalau kamu tidak ingin semuanya terbongkar, kamu tahu apa yang harus dilakukan." Renita mencoba menenangkan dirinya, menutup telepon dengan tangan gemetar. Pikirannya kacau, bertanya-tanya siapa yang bisa mengetahui rahasianya dan apa tujuan orang itu. Dia merasa terjebak dalam situasi yang semakin sulit. "Aku tidak boleh panik," gumamnya, mencoba menenangkan diri. Namun, ancaman itu terus terngiang-ngiang di pikirannya, membuatnya tak