Bab 19. Teror orang tak dikenal

1297 Kata

Di ruang makan siang kantor, Renita dan Ardha terlihat duduk bersama, mencoba menjaga kesan harmonis di hadapan kolega mereka. Renita menyuap makanannya dengan tatapan kosong, sementara Ardha sibuk memeriksa ponselnya, hampir tidak memedulikan keberadaan istrinya. "Mas Ardha, kamu mau minum apa? Aku bisa ambilkan ya," tanya Renita dengan senyum kecil yang dipaksakan, mencoba menghidupkan percakapan. "Enggak usah, aku masih ada kerjaan nanti," jawab Ardha singkat, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. Renita mendesah dalam hati. Hubungan mereka yang dulu penuh kemesraan kini terasa dingin. Ardha hanya manis di awal pernikahan mereka; kini, dia lebih sering tenggelam dalam pekerjaannya dan jarang memberikan perhatian. Sambil memandang Ardha yang begitu cuek, Renita mulai mera

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN