Aku melihat dua orang anggota tim SAR membawa sebuah kantong mayat berwarna orange turun dari perahu karet, aku memegang tangan Gibran S yang semenjak datang nggak pernah beranjak dari sisiku. Airmata yang susah payah aku tahan akhirnya tumpah membasahi pipiku saat dua anggota tim SAR tadi menggelengkan kepalanya kepada Gibran S. "Nggak mungkin, kak... pasti mereka salah, aku yakin itu bukan kak Gibran," tanyaku kepada Gibran S. "Sabar ya, kamu tunggu di sini saja. Biar kakak yang mastiin kalau mayat itu G atau bukan." aku menggigit kuku tanganku dan melihat Gibran S mendekati kantong mayat tadi, dua orang petugas SAR memilih menyingkir, dengan gerakan lambat Gibran S membuka resleting kantong mayat tadi, aku melihatnya menundukkan kepalanya dan bahunya bergetar. Aku berjalan pel