Rasa rindu masih membludak di hati tania , rasa penasarannya terhadap sean dan rasa cintanya terhadap eric ia masih belum faham mana yang lebih penting untuk nya.
siang ini tania tanpa sengaja bertemu dengan eric ,pria itu mendekati tania terlebih dahulu membuat tania kesal.
" tania,aku bisa bicara sebentar ?" ujar eric langsung seperti biasa
" tidak " timpal tania singkat lalu berjalan menjauh , tapi tidak semudah itu eric melepas tania ia mencengram keras lengan tania hingga tania kesakitan .
" eric... !! lepas ! kau mau apa lagi?" tanya tania kesal
eric menarik tania keluar dari toko, sementara tania berusaha berontak dari cengkraman eric yang semakin keras , lalu tiba di luar eric kembali melepaskan tubuh tania ke tembok seperti kemarin ,tania tersentak dan menahan sakit di punggung nya ,lalu eric mendekat dan memegang bahu tania dengan kasar .
" dengar baik-baik apa yang aku ucapkan , aku tidak akan membuat mu bahagia sehari pun apalagi dengan sean " ujar eric dengan nada mengancam dan menggebu-gebu
" apa mau mu eric ?" tanya tania penasaran dan ia merasakan takut melihat tingkah eric yang sangat berbeda dari yang ia kenal.
" aku ? aku ingin melihat mu hancur sehancur-hancurnya tania " ujar eric dengan penuh kebencian
" lantas kenapa kau baik pada ku dulu " tanya tania seolah tidak mengerti
" ingat , aku dulu mencintai mu tapi setelah tau kalau ayah mu ikut andil dalam kematian keluarga ku ,melihat mu pun membuat ku muak " ujar eric dengam nada kasar
" apa ? kematian ? apa maksudmu ?" tanya tania penasaran
" kau tanyakan saja pada ayah mu yang sangat kau banggakan itu " ucap eric dengan nada kesal lalu melepas cengkramannya serta mendorong tania kembali ke tembok lalu pergi meninggalkan tania disana sendiri, tania menangis seakan tidak mampu untuk berdiri lagi , ia tidak yakin dengan apa yang ia dengar dari bibir eric barusan membuat ia terpukul ,bagaimana bisa ayah nya yang selalu ia banggakan sekejam itu terhadap orang lain ?
" tania" panggil seorang pria yang tanpa sengaja melihat dirinya menangis sendiri , tania mendongakkan kepala melihat ke arah sumber suara dan ia segera mengusap air mata nya dan bangkit dari tempat nya . gadis itu menatap kosong ke arah pria yang ada di hadapannya kini
" sean " ucap tania lembut dan menangis ,entah kenapa tiap tania membutuhkan seorang teman pria ini hadir untuk nya.
" tania,kau kenapa ?" tanya sean penasaran dan melihat detile ke arah tania .
" sean... bisa antarkan aku ke suatu tempat yang tenang ? " tanya tania seolah tidak ingin sean tau masalah yang sedang ia hadapi sebenarnya . sean faham ia tidak bisa ikut campur terus dalam kehidupan tania ,hanya karna rasa ia khawatir akhrinya sean terlalu ikut campur .
" ayo" ucap sean lalu menarik tangan tania dengan lembut . mereka berjalan menuju taman kota ,biasanya pada jam sore seperti ini taman ramai tapi karna cuaca mendung disini sangat sepi.
" maaf sean" ujar tania secara tiba-tiba
" maaf ? kenapa ?" tanya sean
" aku terlalu sering merepotkan mu" ucap tania dengan wajah tertunduk
" akh.. tidak masalah , lagipula itu untuk mu" ucap sean yang tiba-tiba bingung kenapa ia bicara omong kosong seperti itu
" oh ya selama ini kau kemana ? kenapa menghilanh dan tidak mengangkat telpon dan pesan ku ?" tanya tania seolah ia melupakan kejadian barusan
" oh..aku sibuk tadi nya aku ingin liburan kerja ,tapi ternyata seseorang mengganggu ku hingga aku terpaksa kembali ke prancis" ujar sean berbohong kepada tania , padahal ia sudah tidak bisa lagi jauh dari tania dan ia ingin berada di dekat gadis ini.
" ahk.. ak fikir kau membenci ku" ucap tania
" bagaiamana mungkin aku membencimu , aku sangat.... " akhh tidak lupakan " ujar sean sambil bersikap salam tingkah dan ia hampir saja bicara omong kosong lagi .
hujan tiba-tiba turun dari langit dan membuat beberapa orang disana kalang kabut , tania dan sean juga ikut berlari mencari tempat teduh , tania tampak kedinginan dan pakaiannya menjadi basah ia menutupi bagian depan karna ia takut itu akan tercetak jelas disana. sean melepas jaketnya dan meletakkan di bahu tania .
" ah tidak apa , kau pakai saja" ujar tania menolak jaket sean
" jangan menolak , kau tidak mau tubuh mu terekspose kan ?" ucap sean blak-balakan membuat tania sadar akan hal itu , sean benar ia akan menjadi pusat perhatian kalau ia menolak jaket yang di berikan sean.
sementara disisi lain mata seorang pria terlihat jelas memperhatikan mereka dari dalam mobil. tae hae sepertinya mulai terobsesi denga tania ,ia merasa tania itu wanita cantik yang harus ia miliki dan tae hae tidak perduli dengan perasaan eric.
Keesokan harinya ..
sepulang dari kampus tania singgah terlebih dahulu ke toko buku untuk membeli perlengkapan kampusnya ,tanpa sengaja ia melihat seorang wanita yang tidak asing di ingatannya melintas tepat di hadapannya , wanita itu begitu cantik dengan kulit cerah dan wajah yang tegas , ia berusaha mengingat dimana ia melihat wajah gadis itu cukup lama hingga akhirnya ia sadar kalau wajah gadis itu sangat mirip dengan foto yang ada di kamar sean dan gantungan love yang ada pada sean.
" sheril ? apa benar dia sheril ? tapi bukannya dia ... " ujar tania terkejut saat mengingat wajah gadis yang baru saja melintas sangat mirip dengan kekasih sean dulu . tidak mungkin orang mati bangkit kembali bukan ? lalu siapa gadis itu ? atau hanya sekedar mirip ? tidak itu sangat sama percis ..