Ujian Level Dara II

1006 Kata
“Young Soo... ssi, Young Soo.. . ssi, Young Soo... ssi, aku mohon pada dirimu untuk kali ini saja, paling tidak berusahalah untuk bertahan sedikit lagi saja, sedikit lagi sampai kita tau bahwa masih ada cahaya yang bisa ditangkap oleh pandangan yang saat ini hanya gelap tampak. Aku akan berusaha mencari air untuk kita berdua,” pohon Luke pada Young Soo yang seperti sudah sakaratul maut karena kehausan. Menggunakan sedikit aksen bahasa Korea yang beberapa kali ia saksikan di drama-drama besutannya. Ini memang kali pertama untuk Luke bertemu langsung dengan orang Korea asli yang tidak punya darah campuran. “Sedikit saja lebih cepat... lah,” sahut Young Soo sangat lemas sambil mendorong tubuh pemuda bule itu. “Akan aku usahakan,” sahut Luke berusaha anggukkan kepala yakin. Ia pun berlari memasuki bagian dalam gedung. Drap drap drap drap drap drap drap. Sedunia lain-dunia lainnya tempat ini. Mereka pasti memiliki kamar mandi, ‘kan? Yahh, seharusnya sih seperti itu. Bodo amat sudah mau airnya higienis, bersih, atau tidak. Yang penting (kelihatan) jernih dan masih bisa diminum. Di bagian dalam “rerutuhan” gedung tua tempat ia dan Young Soo tengah bernanung melindungi diri mereka masing-masing. Hanya ada beberapa ruangan nyaris kosong yang di penuhi oleh debu sangat tebal. “Uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk!” Debunya benar-benar banyak sampai saat pintu terbuka. Seolah langsung ada dorongan udara yang memaksa mereka semua keluar hingga tak pakai lama, BWUUSH, semua debu yang sepertinya sudah ratusan tahun terperangkap di dalam sana auto langsung tersedot oleh aliran udara. Sudah berdebu sangat pengap pula. Seketika Luke jadi ragu akan keberadaan air di tempat itu. Ia pun mencari ke segala sudut yang ada. Bahkan… pintu yang kelihatannya akan menuju arah kamar mandi. Ia tenggak ludahnya, glek. Semoga ia beruntung dan ada air yang ia butuhkan di sana. Akhirnya ia benar-benar ada di suatu tempat seperti kamar mandi yang sangat gelap dan apek. “Uhuk uhuk uhuk.” Ia naikkan kausnya menutupi hidung untuk melindungi saluran pernafasan dari semua debu kotoran yang menyakitkan. Ia ambil sebuah ember kotor yang ada dalam posisi terjatuh di stal terjauh. Memutar keran wastafel. Kreek kreek kreek. Dan… Ia hembuskan nafasnya panjang penuh dengan rasa kecewa, “Hufft, sudah aku duga,” respon Luke segera membawa ember itu keluar dari sana. Tak ada setetes air pun yang keluar. Di lokasi tempat Young Soo menunggu. Keadaan anak muda itu tampak semakin mengkhawatirkan. Di saat seperti ini. Orang yang mengalami dehidrasi biasanya akan merasakan sakit kepala hingga mual karena tekanan darah yang cenderung turun di kala tubuh mengalami kekurangan cairan. Selain itu juga dehidrasi memengaruhi sistem vestibular yang berfungsi membantu menjaga keseimbangan. Aku harus cepat. Aku tak boleh membiarkan Young Soo mati sebelum kami tau apa yang harus dilakukan untuk selamat dari ujian ini. Walau selama ini ia sendiri merupakan seseorang yang sama sekali tidak mempercayai Tuhan. Untuk kali ini ia benar-benar terus berdoa untuk menemukan “setetes” air saja. Ia tidak mau sampai rekannya kehilangan nyawa lagi. Aku mohon, siapa pun Kau yang bertakhta di langit ketujuh. Aku sangat memohon pada diriMu. Tolong berikan aku air, doanya sambil terus berkeliling di sekitar sana mencari air. Gedung kosong demi gedung kosong ia jelajahi demi mencari keberadaan setetes saja air. Ia bahkan sudah tak peduli kalau sampai tiba-tiba gempa berguncang lagi dan membuat ia tertimbun bersama reruntuhan dari gedung-gedung itu. Pokoknya ia harus menyelamatkan Young Soo as soon as possible. Secepat mungkin. Sebagaimana dirinya sendiri telah diselamatkan oleh Seth sampai mengorbankan nyawanya sendiri. “Tolong… Tuhan… aku mohon beri aku air… berilah aku dan Young Soo air untuk terus bertahan hidup,” pinta Luke tanpa sadar. Tidak terasa ia ternyata sudah mencari air ke lokasi yang cukup jauh dari tempat Young Soo menunggu. Awalnya ia memang masih segar bugar karena sudah meminum banyak air hujan saat berada di event ujian kenaikan level yang sebelumnya. Tapi, setelah berjam-jam berjalan sampai berlari-lari tak tentu arah. Di bawah panas terik matahari pula. Tanpa ia sadari perlaha demi perlahan tenaga yang tersisa di tubuhnya pun mulai terkuras habis nyaris tak lagi meninggalkan sisa. “Tús Rud ar bith agus Athbhreithe… tolong katakan padaku bagaimana cara untuk keluar dari tempat ini…? Apa yang harus kami lakukan untuk menggapai kasih-Mu…?” tanyanya. Sepertinya pemuda ras Kaukasoid itu pun telah mengalami dehidrasi yang bisa dibilang cukup parah tidak kalah parah dibanding dengan Young Soo. Badannya benar-benar dalam kondisi yang lemas. Jantung yang terasa sangat berdebar. Perasaan tidak nyaman karena pusing yang dicampur dengan rasa kantuk parah ditambah dengan kesadaran yang semakin menurun, dan juga tangan kaki yang mulai terasa dingin. Kedua tungkainya yang langsing dan panjang pun tak lagi kuasa untuk mempertahankan posisi badan. Ia… rasanya sudah tak bisa lagi lebih lama bertahan dalam situasi ini. “Jangan… mati!” Kesadaran Luke yang hampir habis tiba-tiba kembali “segar” di kala mendengar suara sayup-sayup. Meski tidak begitu jelas. Ia sangat yakin bahwa itu terdengar seperti suara Seth. Tapi, ayolah. Apa ini semacam halusinasi sebelum menjemput ajal? Mana mungkin juga sih bisa ada Seth di sana. “Kau harus terus bertahan, Lucas Acacius Lachlan! Kau harus kembali berdiri dengan tegak dengan kedua kaki yang kau miliki untuk berjuang guna mendapatkan segala impian!” ucapnya berusaha mengisi semangat lagi pada diri sendiri yang mulai habis. Mulai terkuras karena terus dipaksa sadar oleh tamparan bertubi-tubi dari kenyataan. Sanggupkah ia untuk terus bertahan dan menemkan secercah harapan untuk ia bawa “pulang” dan menemui Young Soo? Entahlah. +++++++ Bagaimana? "Suara siapa itu? Apakah suara suatu entitas yang nyata... atau ternyata hanya suara yang berasal dari alam bawah sadarnya sendiri yang sudah mulai gila? Untuk saat ini ia memang belum mengetahui apa yang jadi jawabannya. Tapi, ia memiliki tekad untuk tetap berjuang dengan semangat perjuangan yang ia percaya. “Apa tujuan dari semua kejadian yang tengah menimpa ratusan... tidak, tentu saja tidak, tapi ribuan manusia yang dipaksa untuk berubah menjadi seorang pejuang yang dijuluki para leveler itu? Misteri apa yang sebenarnya tersimpan di alam semesta? Yang pastinya belum sempat digali semua oleh para manusia..."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN