Serangan Pertama

1716 Kata

Wajah tampan seorang pria yang tengah duduk di kursi dalam ruang rapat itu tak henti-hentinya mengulum senyum. Berulang kali Sakti menunduk demi menyembunyikan warna wajahnya yang terus berseri. Orang akan beranggapan dirinya gila jika melihatnya terus senyum-senyum sendiri di tengah jalannya rapat yang kian alot. Sakti tak peduli sekalipun dunia mengatainya gila, dia hanya tidak ingin perjalanan bisnisnya ke sini menjadi sia-sia. Rapat pun selesai. Pria itu buru-buru kembali ke kamarnya. Sambil menunggu hasil keputusan rapat tadi, dia bisa mengerjakan tugas lain. Rencana empat hari berada di kota itu menjadi molor karena adanya kesalahan teknis. Sakti melepas jas juga dasi yang terasa mencekiknya, merebahkan diri di kasur. Sambil memejamkan mata dia kembali mengulang ingatannya kala me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN