Sakti masih terus berada di sisi istrinya. Pun seperti saat ini. Hampir setiap hari wanita cantik itu mengawali harinya dengan berdiri cukup lama di depan wastafel. "Mas," rengek Flora seraya mendekap suaminya. Isakan tangis yang terdengar membuat jantung Sakti berdenyut ngilu. "Kita berbaring lagi?" Flora hanya mengangguk, ia pasrah saja Sakti membaringkannya di kasur, menaikkan selimut hingga menutupi sebagian tubuhnya. "Mas buatin s**u dulu ya, mau rasa apa?" "Mocca, tapi pakai es," cicit Flora. "Kan masih pagi Sayang. Mas pikir s**u hangat akan membuat perutmu lebih nyaman," usul Sakti. "Ya udah." "Sekalian sarapannya mau dibuatin apa Sayang?" "Kentang kukus." Flora menjawab dengan mata berkaca-kaca. "Siap. Ada lagi?" Sakti pergi setelah melihat istrinya menggeleng pelan. Se