Luka yang dirasakan Agni terasa kian berdarah manakala melihat bagaimana Adel menatapnya. Wanita yang telah melahirkannya itu menatapnya penuh luka dan amarah yang menyala-nyala. "Ma ..." Plak! Agni memejamkan mata merasakan panas yang kini menjalar di wajahnya, telinganya berdengung akibat tamparan berkekuatan penuh yang dilayangkan Adel. "Bodoh! Perempuan bodoh!" Adel memaki putrinya. "Mama memang mengajarkan kamu untuk berusaha mendapatkan apapun yang kamu inginkan, tapi bukan berarti dengan bertindak menjadi bodoh!" "Ma ... Maafin aku Ma," ratap Agni. "Cukup! Saya nggak punya waktu untuk melihat perdebatan kalian. Sebaiknya kalian cepat pergi sebelum kesabaran saya habis!" Ketua geng itu kembali berucap. Tanpa kata, diam dengan membawa luka dan kekalahan yang memalukan, Adel mem