Tubuh Fatih berjengit, kantuknya lenyap seketika kala mendengar ponsel yang dia taruh di meja itu bergetar. Mengumpulkan segenap kesadarannya, Fatih menempelkan benda itu di telinganya. "Halo." "Pulang sekarang juga! Papa tunggu di rumah." Fatih memicingkan mata menatap jam dinding. "Malam-malam begini?" "Ya. Ada hal yang harus kita bicarakan," ucap Bowo. "Tidak bisa menunggu besok?" "Sekarang! Ini masalah serius dan harus segera diselesaikan. Agni datang dengan menangis, Papa nggak ngajarin kamu untuk jadi pengecut Fatih." Fatih menghela napas panjang setelah tahu penyebab papanya itu menghubunginya tengah malam. "Baik Pa, Fatih pulang sekarang." Pria itu meraih jaket untuk melapisi baju yang dipakainya dan segera mengeluarkan mobil hitamnya dari garasi. "Waktu yang tepat untuk