Sepulang dari berkunjung ke kantor polisi tadi, Flora terus bungkam. Ia tak peduli lagi dengan tujuan suaminya kali ini, karena yang ada dalam pikirannya saat ini hanyalah mengenai kehamilan Agni. Hingga ia menyadari jalanan yang dilalui mereka bukanlah arah pulang ke rumah. "Kita mau ke mana Mas?" "Beli hape buat kamu." "Harus, gitu?" "Hape itu penting Sayang, biar kita nggak kesusahan kalau mau komunikasi kan? Masa iya mau teleponan pakai telepon rumah melulu," kelakar Sakti. "Ya, tapi nggak usah yang mahal-mahal ya?" "Kalau aku mampu, uangnya ada, kenapa enggak?" "Ih, Mas, pemborosan tahu. Beli yang biasa aja, yang penting kan bisa buat komunikasi." "Iya, istriku yang cantik." Sakti harus banyak belajar dari ayahnya. Wisnu sosok pria sempurna di matanya, laki-laki yang dia keta