Flora merasa terusik. Sedari tadi ranjangnya terus berderak. Ia tahu, suaminya belum tidur.
"Mas ..."
Panggilan Flora terdengar mendayu-dayu di telinga Sakti. Apalagi saat pria itu merasakan halus telapak tangan Flora mengusap punggungnya, terus bergerak hingga menempel di perutnya.
Sakti memejamkan mata saat Flora dengan lembut mengusap otot-otot yang membagi perutnya.
"Mas." Lagi, Flora memanggil suaminya karena pria itu tak kunjung menyahut.
Sakti membuka matanya, terpaksa mengakhiri angannya yang sempat berfantasi liar. Pria itu membalikkan badannya hingga dia dan Flora saling berhadapan.
"Mas ..."
"Heum? Kamu lapar?"
"Kamu yang lapar," jawab Flora sekenanya.
"Aku? Kamu kan lihat sendiri aku menghabiskan makan malamku sampai isi piringku bersih tak tersisa."
"Bukan perutmu, t
