Sakti meringis ketika berulang kali Flora mencubit pahanya. Meskipun dilapisi celana kain tebal, tetap saja capitan tangan Flora terasa pedih. "Aduh Flo, berhenti nyubitin aku, sakit nih," ucap Sakti setengah berteriak. Deru mesin kendaraan dan juga jalanan yang bising membuat suaranya sedikit tenggelam. "Rasain! Emang enak!" "Ya, emang enak rasanya, dan kalau boleh pun aku mau nambah, tapi takut dicubit lagi sama kamu." "Ih, malah nggak ada kapoknya kamu Kak!" "Ya enggaklah." "Mau ngebuktiin kan banyak caranya Kak, nggak harus dengan ciuman kan," protes Flora. "Ya aku nggak bisa berpikir waktu itu Flo. Masa mau disalahin sih." "Emang dasar kamunya aja Kak yang cari kesempatan." "Sekarang coba kasih tahu, bukti apa yang harus aku tunjukkan biar si Fatih itu percaya kalau kita pa