Cericit burung berkicau merdu, titik air berjatuhan di dedaunan. Sisa-sisa hujan semalam masih begitu membekas. Bau tanah pun sangat kentara. Vita menggeliatkan tubuhnya. Rasanya seluruh tulang belulangnya serasa dilolosi, tubuhnya remuk redam, belum lagi nyeri luar biasa yang dia rasakan di inti tubuhnya. Jika saja memungkinkan, Vita memilih untuk tidur lebih lama lagi, tapi sayangnya hari telah beranjak siang. "Udah bangun?" Vita membuka matanya dengan sempurna, sisa-sisa kantuk menguap seketika begitu indra rungunya menangkap suara wanita yang amat dikenalinya. "Ma ... Mama." Gadis itu terkesiap melihat kejadian ibunya, lengkap dengan keluarga besarnya. Keterkejutan Vita belum berakhir ketika dia melihat sesosok pria yang sama polos sepertinya, tengah meringkuk di sampingnya. "Ma